Baru aja shock baca berita di detik, di mana rektor IAIN Palembang menyatakan,"Rokok itu membuat lapangan pekerjaan jutaan orang, dari yang berkebun tembakau, buruh pabrik, hingga yang berdagangnya. Jadi, lebih banyak yang mana, rokok yang membuat orang mati atau menghidupi orang."
ASTAGA!! ini rektor kurang baca, kurang nonton, atau emang gak pinter yah....speechless deh gue *sambil nepuk-nepuk kepala*.
Selain itu, juga baca beberapa tanggapan tentang fatwa haram MUI tentang rokok di sini dan sini. Miris banget deh bacanya...entah miris karena ulama sudah didomplengi kepentingan industri rokok (atau karena banyak ulama yang candu akan rokok?) atau karena menyaksikan keidiotan kaum ulama *ooopss....*
Apa mereka gak pernah tahu bagaimana dampak asap rokok itu sendiri ke para perokok pasif, khususnya balita, anak-anak & ibu hamil??? Apa mereka gak tahu bahwa rata-rata setiap 6 detik, 1 orang meninggal akibat rokok (total 5,4 juta orang/tahun) dan bagaimana istri non-smoker sangat potensial terkena kanker akibat suami yang merokok? Apa mereka gak pernah lihat bagaimana kampanye perusahaan rokok ke anak-anak/remaja & bahwa jumlah perokok anak meningkat pesat dari tahun ke tahun? Apa mereka gak pernah baca bahwa sekitar 25% belanja rumah tangga masyarakat miskin dipakai untuk beli rokok, yang berarti mengurangi belanja makanan bergizi atau untuk edukasi?
Mungkin lagi-lagi ini bukti bahwa kaum ulama terisolir di dunianya sendiri, gak paham dengan permasalahan duniawi....*siiigh*
Kalau kita sudah tidak bisa berharap kepada pemerintah, DPR...dan bahkan ulama. Lalu, ke mana kita akan bersandar? *hiks*