Lagi baca buku seru nih, karya anak bangsa, judulnya 'Rahasia Meede'. Biasanya gue paling males baca buku yang lagi 'booming', tapi masalahnya gue gak tahu kalau buku ini lagi naik daun. Tertarik beli karena novel ini berlatarkan sejarah Batavia. Tapi setelah baca lebih lanjut, ternyata buku ini menceritakan tentang pembunuhan berantai yang terjadi di seputar usaha pencarian harta karun peninggalan VOC. Seru!
Akan lebih seru jika menikmati buku ini sambil memegang peta Kota Tua. Sayangnya, buku ini tidak disertai keterangan mengenai nama yang kita kenal sekarang untuk tempat-tempat yang ada pada jaman kolonialisme. Misal, Molenvliet ternyata adalah Harmoni, Stadhuisplein adalah Taman Fatahillah, Waterloosplein adalah Lap.Banteng, dll. Padahal info ini membantu pembaca untuk berimajinasi.
Ada beberapa kutipan menarik dari buku ini....menarik menurut gue pastinya, diantaranya:
- 'Sebuah keinginan dari Amsterdam, membuat museum sejarah itu bisa ditutup selama penelitian dilakukan. ...Inlander adalah sebuah mental, bukan makhluk. Di Jakarta, mental itu mengabdi pada kuasa uang.'
- 'Lagipula dari awal, mereka bertiga memang tidak pernah percaya dengan hasil kerja orang Indonesia. Etos kerja pribumi itu adalah etos kerja serba minimal. Tidak ada keinginan mencapai hasil yang luar biasa.'
- 'Ekonom Indonesia tidak pernah berpedoman pada mazhab ekonomi mana pun. Kecuali mazhab utang.'
- 'Sejak dulu, Jakarta adalah kota yang kalah. Dia dibangun dari sinergi kemunafikan manusia yang menjadi penghuninya. Tidak ada kegagahan dalam sejarahnya. Jakarta bukan kota yang patut untuk dicintai.'
- 'Orang-orang pintar dan beradab itu membangun menara ilmu, tetapi tidak ada kartu pas gratis, kalian (murid-murid miskin) tidak akan sanggup menggapainya.'
- 'Kalian tidak pernah berani bercita-cita untuk kuliah di kampus itu.....Kalian tidak merdeka, anak-anakku, sebab Belanda-Belanda cokelat jauh lebih bengis daripada kulit putih.'
- 'Di Jakarta sana orang terus berteriak tentang pentingnya pembauran. Tetapi di pelosok, Jakarta melakukan penindasan budaya. Bala tentaranya adalah televisi dan barang konsumsi. '