Setelah membantu tim bersih2 di sebuah acara konser biduanita lokal, pekan lalu....membuat gue jadi bertanya-tanya,"Sebenarnya apa sih yg disebut dgn 'social entrepreneurs' atau wirausaha sosial itu?"
Karena pada akhirnya, business is business. Pada akhirnya semua usaha ingin mencari profit. Apa sih bedanya semua pengeluaran/ kegiatan yang dilakukan oleh para wirausahawan sosial yang mengatasnamakan sosial atau lingkungan dengan yang dilakukan oleh pihak-pihak bisnis lainnya. Rasanya motifnya tak jauh beda, yaitu investasi atau pencitraan.
Hal ini yang membuat gue hingga saat ini gak berani menggunakan isu lingkungan sebagai sebuah bisnis. Pada akhirnya akan ada banyak konflik kepentingan di dalamnya. Sejauh ini hanya berani mengembangkan bisnis yang tidak menghasilkan keuntungan, malah bikin buntung dari sisi finansial.
Di sisi lain, ada bentuk-bentuk bisnis yang sudah ada sejak dahulu, yang sesungguhnya mendatangkan manfaat sosial & lingkungan, tapi tidak disebut 'social entrepreneurs'. Contohnya, para pengepul sampah, para produsen pupuk kandang/ kompos, para pedagang jamu, dll. Dan tampaknya gue lebih setuju dengan mereka yang menyebut dirinya sebagai kelompok usaha tanpa embel-embel 'sosial'.