biroelaut

don't it always seem to go, that you don't know what you got 'til it's gone...

JalanJalan


JejakLangkah


-- HOME --

Nama :
Web Url :
Komentar :


by:
doneeh.com

wThursday, December 11, 2014


Dua tahun y.l (Jan 2013), tak sengaja dapat undangan nonton "The Act of Killing" di Jkt. Tiap orang harus melakukan pendaftaran ulang sambil menyertakan seluruh alamat blog atau akun medsos yg dimiliki. Karena panitia harus memeriksa identitas tiap calon penonton. Bahkan lokasi pemutaran film pun dirahasiakan, baru diinformasikan di Hari H, ketika calon penonton dianggap lolos 'seleksi'.
Ketika menonton, suasananya pun mencekam. Tiap kali pintu ruangan terbuka, secercah cahaya masuk ke ruang gelap...dan semua pandangan beralih dari layar ke pintu, melihat siapa yang datang. Tiap saat was-was jika ada semacam penggerebekan dari pihak militer atau ormas. Apalagi saat itu saya baru akan menamatkan buku "Amba" karya Larasati Pamuntjak. Belum pernah nonton film setegang ini. Beginikah rasanya jadi mahasiswa atau anggota pergerakan di tahun 65?

Kemarin (10 Des 2014), menyaksikan film lanjutannya, "The Look of Silence" alias "Senyap" di Societet Militaire (Taman Budaya Yogyakarta). Suasananya jauh berbeda. Informasi acara terbuka untuk publik. Tak ada proses 'screening'. Kursi di ruang 'bioskop' terisi penuh. Atmosfernya terasa ringan, jauh dari rasa mencekam, ketakutan akan digrebeg.
Dalam bulan Desember ini, ada sekitar 9 pemutaran film "Senyap"di Yogya. Semuanya diinformasikan terbuka. Ga ada lagi bisik-bisik atau kasak-kusuk untuk cari tahu rencana pemutaran film ini. Jadi bertanya-tanya, apakah iya sudah sebegitu amannya? Apakah sudah ga ada lagi ancaman untuk menonton film-film bertema kejadian '65' yang isinya jauh berbeda dari propaganda pemerintah selama ini? Apa iya sudah sebegitu terbukanya orang Indonesia akan isu-isu yang terkait (atau dikait-kaitkan) dengan PKI? Rasanya kok sulit dipercaya....


posted by mel at 12:41

This page is powered by Blogger. Why isn't yours?