Lebaran hari pertama (5 Juli 2016). Beberapa kali mencoba pesan taksi untuk ke Rempoa, sulit sekali. Operator beberapa kali memberitahukan kalau penuh. Coba kontak si Rohen, ojek langganan, ternyata lagi banyak tamu di rumahnya. Ya iyalah, hari lebaran gitu lho!
Hari sudah gelap (pk.18.30), dan gue harus segera ke Rempoa untuk bantu2 menyiapkan kumpul keluarga esok hari.
Kebetulan Yuri telepon untuk menanyakan persiapan besok. Doi pun usul agar gue naek gojek aja. Dia yg pesanin dari Bogor. Hmmm....baiklah, berhubung gue ga punya opsi lain.
Ga lama, gojek datang. Biayanya Rp 12 ribu. Gue minta diantar ke halte TransJakarta di BNN, Cawang. Dan teteuuup ... naik bus TJ :-). Dari situ lanjut naik TJ hingga Blok M.
Untung jalanan masih lengang. Gak sampe 2 jam, udah tiba di rumah Rempoa.
Pelajaran yg gue petik hari ini, di saat-saat ga ada pilihan, bolehlah naik ojek/taksi aplikasi. Tapi ya itu....jangan sampai jenis kendaraan ini jadi pilihan utama...apalagi tulang punggung angkutan di kota. Karena itu akan mematikan kehidupan kota secara perlahan. Mematikan kebutuhan warga akan angkutan umum, yang berarti menambah kemacetan dan polusi di kota.